It’s been 2 months since my first visit to psychiatrist. Yes, you heard it right. Finally I decided to went to psychiatrist to seek for help. To find closure. To cure whatever happen inside of me.
It does not change my life that much. Only 1 to 2 capsule to take each day. The doctor said it will make me feel less anxious, it will help to gain better focus.
What happen? What is wrong with you? Why you should take those anti depressant pills?
A dear friend of mine who just find out that I went to psychiatrist bombarded me with those questions. Currently taking her Master on Psychological Science, she said I only need to consult to her. Or go to a psychologist first.
I did, dear. But it did not help.
One of the psychiatrist said I should learn to forgive. Another one said that I have God. That anything is possible with His permission. Both are prescribed me with Kalxetine as an antidepressant and Clobazam as an anti anxiety.
These pills may help. But in the end, I should be the one who stand up for my self. This may take some time. But I will try.
I feel the same thing too about going to psychiatrist. I think we all have the answers already, only sometime we denies the fact that sometime we’re wrong and the solution might be something we avoid to do.
Kamu tahu jawabannya. Terkadang kamu hanya butuh orang lain untuk mengatakannya 🙂
Halo Mbak Nendra,
Perkenalkan, nama saya Sasmi. Maaf, mungkin komen saya nggak ada hubungannya sama postingan ini (But I am so sorry to know about that. Semoga Tuhan selalu ada di setiap hembusan nafas mbak).
Saya sering sekali baca-baca artikel di Hipwee, dan menurut saya artikel-artikel yang mbak tulis itu outstanding. Nggak cuma topik tentang relationship aja yang mbak tulis dengan deep banget, tapi juga topik-topik lain. Tulisan mbak membuat saya selalu berkata pada diri sendiri, that I should see things from different perspectives. Tulisan mbak juga akhirnya meyakinkan saya bahwa seorang content writer sebaiknya tidak terfokus untuk menulis pada satu topik. Saat menulis, semangat dan keikhlasan dalam diri pun seyogyanya harus tetap ada agar para pembaca merasakan hal yang sama. Walaupun, hal itu masih sulit saya terapkan, apalagi jika kritik tentang tulisan saya dari atasan tidak membangun dan hanya membuat tertekan hehe. But really, you do inspire me mbak! Thanks for keep sharing your thoughts 🙂
P.S.: Sebenarnya saya ingin menulis pesan ini melalui email, tapi saya tidak menemukan informasi apapun mengenai alamat email mbak. Mohon maaf jika pesan saya dirasa tidak pantas dan membuat mbak tidak nyaman.
Salam,
Sasmi
Hai Sasmi. Terima kasih sudah menyapa dan membuat saya kembali bersemangat menulis. Komentarmu seperti mengingatkan bahwa tulisan bisa mengubah dan mempengaruhi hidup seseorang. Nampaknya kamu seorang content writer juga ya? If you are, please continue working hard — despite all the pressure. Suatu hari akan ada orang yang menyapamu seperti kamu menyapa saya, dan membuatmu yakin kalau yang kamu lakukan ada gunanya 🙂