Sesungguhnya aku heran. Kenapa tak ada seorang pun yang mengatakan bahwa semakin dewasa tidur akan menjadi kemewahan? Berangkat ke tempat tidur jam 9 atau 10 malam, menarik selimut, lalu bergelung dengan guling semalaman. Kehangatan kasur harus digantikan dengan terjaga demi memenuhi tenggat pekerjaan. Memanfaatkan waktu paling tenang di tengah malam demi ide kreatif yang tak semudah itu datang.
Tapi seperti perjuangan lain yang tidak layak dikeluhkan, akan ada kebaikan dari kelangkaan tidur yang melanda belakangan. Barangkali partner yang juga sama gemarnya menggelonggong diri dengan bergelas-gelas air putih, bukannya kopi, demi terjaga hingga pagi? Atau justru rekan yang selalu bertingkah tak peduli dan terlelap duluan — sehingga tak ada pilihan lain selain segera menuntaskan pekerjaan demi menyusulnya ke peraduan?