Entah kapan pastinya
pasar tumpah penuh penjaja rasa digusur.
Rayuan “murah”, “kasihan“, sampai “berkualitas” kini jadi korok kuping.
Dinasti baru bebas mencibir
satpol PP yang kadang masih menertibkan hilir-mudik.
Tapi setiap kejayaan punya kemenangan
tak layak dibandingkan.
Semua inci luka menyisakan keburukan
kali ini boroknya meninggalkan beberapa jejak dendam
jelas tak kusuka.
Namun bagaimana jika karenanya aku bertahan?
Tunggu sampai beberapa langkah lagi
kupastikan sudah ada kasa steril dan alkohol menanti.
Sekarang saatnya belajar tak peduli
lewat benci
dia memang bukan Jaelangkung yang bisa datang sendiri.
(Jogja, 2015)