Aku percaya, Tuhan tidak pernah main-main membukakan jalan. Walau terdengar seperti lelucon, berlebihan — namun ini memang jalanNya. JawabanNya atas doa-doa kita.
Sejenak hidup akan kutatap dengan nyinyir dan hanya jadi bahan tertawaan. Sementara, hati lebih memilih mengeras. Lelah dipenuhi drama yang kian tak jelas.
Hingga suatu saat nanti, dia yang baru akan mampu diterima lagi. Entah bisa kusayangi sedalam dirimu atau tidak, yang jelas kini aku hanya wajib terus melangkahkan kaki. Membenamkan diri pada pekerjaan, menyingkirkanmu dari pandangan.
Kau dan aku sama-sama layak atas perjalanan baru yang minus emosi.
Tanpa tangis dan egoisme. Tanpa tindakan dan kata-kata yang mengecewakan hati. Kita berhak menemukannya, yang akan hangat menyambut di ujung hari. Seseorang yang akan menyembuhkan semua babak belur hati ini. Nanti.
Medan perjuangan kita tak lagi di satu segitiga sama sisi.
Semoga berhasil, hingga kelak kita bertemu lagi.