Aku tidak baik-baik saja.
Di matamu, barangkali kau tetap melihatku kuat dan bahagia.
Tapi setiap ujung malam, kugelung selimut agar mampu tidur dalam.
Kita, punya tanggal kadaluarsa. Ada batas akhirnya.
Yang membuatku hampir gila, alih-alih membahagiakan kenapa kita justru saling menancapkan paku menyakitkan?
Kadang, ada samar jalan yang tertangkap pandangan.
Tapi kau tahu bukan, dalam desau sehalus perdu aku terus mendoakanmu.
Tetap, mendoakanmu.
Supaya tiap pagimu tak pilu, semoga kau tak terlalu sering keluar tanpa menenggak minum dulu.
Agar harimu hangat dan mudah. Dan kau tak malas memasang jas hujan demi tak basah.
Untuk perempuan selanjutnya yang kau temui. Semoga kalian bisa berdoa dengan satu cara pasti. Tak sendiri-sendiri.
Waktu kau membuka pagar, mengelap keringat dengan satu tangan, kemudian berjalan tanpa helm. Ingatlah selalu.
Ada doaku, terselip di situ.
Mungkin di sela kantung jaketmu.
Atau dalam sobekan jok motormu.
Tak jauh-jauh, ia disitu.
:’)