Hai, calon imam ku. Sedang apa kamu?
Di sini calon makmum mu sedang mengerjakan beberapa tugas kuliah sembari membuka laman pribadi. Barangkali kamu juga tak jauh beda denganku. Tak bisa fokus, menyelesaikan satu pekerjaan lebih dahulu. Calon Imam ku, malam ini lagi-lagi aku menunda sholat Isya tepat waktu. Kubentengi diri dengan pengecualian, nanti-masih sibuk-belum makan-ditunggu mama untuk berbincang. Semua alasan yang tak membuatku makin maju. Hingga detik ini aku masih belum bisa mendisiplinkan diri. Menghadap-Nya di waktu yang tentu.
Bagaimana sholatmu akhir-akhir ini? Teraturkah? Dijamakkah? Tepat waktu kah? Atau sepertiku, yang kerap menjelang habis waktu?
Calon imam ku, bukankah Ia berjanji bahwa kelak aku akan melihatmu sebagai cerminan amalku? Hasil dari segala perbaikan diri. Puncak upaya belajar sebagai pribadi. Lalu bagaimanakah pribadimu sekarang? Bila ibadahku saja masih lemah macam ini, tak ada teguh hatiku.
Patutkah aku mengharapkan calon imam yang gemar bangun sholat malam? Bila kelak aku hanya akan menularinya untuk lebih mencintai guling di ujung malam. Bisakah kudapatkan calon imam yang penuh cinta pada shaum? Kalau kelak aku akan meracuninya, icap icip di awal minggu. Lebih memilih memuja lidah dan perutmu. Jika sekarang aku tak mampu membaca seminggu satu buku. Maka kau pun tak akan jauh-jauh dari itu.
Yang kulakukan sekarang, berbanding lurus dengan masa depanku bersamamu.
Dan pria-pria yang baik, hanya untuk wanita yang baik pula.
Kulirik kembali kriteria tentangmu. Betapa tinggi harapanku pada kesempurnaanmu kelak. Sementara tak sebegitu kuatnya lah usahaku. Rasanya tak pantas jika kau kutuntut ini itu. Bila akhirnya kudzalimi dirimu dengan meminta: “tolong terima kurang lebihnya aku”. Jika kuharap kau jadi calon imam yang sempurna, haruslah berbenah ibadah dan kecerdasanku dulu. Hingga kelak, mampu kusambut kau penuh mantap diri.
Kucium takzim tanganmu, siap berbakti: “aku lah makmum yang pantas untukmu”
Hi Ho! Sedang berjalan-jalan eh ketemu blog ini. Baiklah, satu kata, eh , dua kata untukmu anak muda: semoga berhasil 🙂
hahaha makasih kak mol. semoga berhasil juga *opooo iki* ;p
Monik….aku terharu baca ini. 🙂
Postingan ini bagus banget.
azkaa 🙂 wah terima kasih sudah mampir dan membaca
wah, Subhanalloh.mantepp.. 😀 sekarang sudah sah ya? 😀
semangat, anak muda!
hiks.. benar sekali
that’s so me..
Oke banget lho….
bagus =) bikin ter-aduh-aduh dan oh-ya oh-ya ya
Terima kasih
terima kasih sudah mampir dan membaca 🙂